Pantauan detikcom, Jumat (4/1/2013). Kali Ciliwung yang melintasi Masjid Istiqlal hingga Pasar Baru memiliki lebar yang cukup besar sekitar 10 meter dengan jarak tepian hingga permukaan air sekitar 3 meter.
Kali ini berada tepat melingkari Masjid Istiqlal, di mana jika warga ingin masuk ke dalam masjid Istiqlal dari gerbang utama, maka akan melalui jembatan yang di bawahnya mengalir Kali Ciliwung.
Kondisi airnya yang berwarna hijau kehitaman tampak tak jauh berbeda dengan kondisi kali lain di Jakarta, bahkan air kali Ciliwung ini cenderung tak mengalir. Begitu juga dengan adanya sampah yang mengapung di atasnya, mulai dari sampah plastik, sterofoam, kayu hingga eceng gondok. Pemandangan ini mudah dijumpai jika menengok ke sebelah kanan dari gerbang utama Masjid Istiqlal.
Di tepian kali, tampak saluran pembuangan air berdiamater sekitar 100 x 40 cm yang mengeluarkan air dari arah dalam masjid Istiqlal. Meski sampah dan bau kali ini tak begitu menyengat dibanding kali di wilayah lain, namun pemandangan ini tentu menjadi ironi karena berada di dalam lingkungan tempat ibadah.
Sementara itu, di ujung kali yang tak jauh dari gerbang utama masjid Istiqlal terdapat pintu air Masjid Istiqlal yang berfungsi mengatur volume dan arus air. Di pintu air ini sampah lebih mudah ditemukan.
Petugas Pintu Air Masjid Istiqlal Soleh, menuturkan bahwa kali Ciliwung ini merupakan lintasan kali yang berasal dari Manggarai kemudian berakhir di Marina Pantai Ancol, Jakarta Utara.
"Kali ini airnya ya segini-gini aja, kalau ada hujan besar naik (volume air) tapi cepat turun lagi, nggak sampai banjir," kata Soleh saat ditemui detikcom di Pintu Air Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (4/1/2013).
Soal banyaknya sampah yang mengapung di kali Ciliwung itu, menurut Soleh hal itu berasal dari sampah yang dibuang masyarakat di bantaran kali dan terbawa sampai Pintu Air Masjid Istiqlal.
"Ini sampah yang dibuang warga dari mulai bantaran kali Manggarai, sampai sini," ucapnya.
Sementara, di sebarang jembatan Pintu Air Masjid Istiqlal yang mengarah ke Pasar Baru, kondisi airnya lebih parah. Air kali Ciliwung itu tampah lebih banyak sampah yang mengapung dan warnanya yang lebih hitam.
Sebuah alat berat pengeruk sampah berwarna hijau, Kobelco, terlihat berada di sisi jalan samping kali. Soleh menuturkan bahwa alat berat itu baru berada di lokasi pada hari Selasa (1/1) lalu.
"Itu baru hari Selasa ada di situ, mungkin ada perintah atasan untuk ngeruk sampahnya," ucap Soleh.
Sebelumnya, Gubernur DKI Joko Widodo usai bertemu dengan Dubes Korsel untuk RI, Kim Young-sun siang tadi, menuturkan akan mengadakan penataan kali Ciliwung yang melintasi Masjid Istiqlal hingga Pasar Baru. Rencana ini sebagai percontohan penataan kali sebelum menata kali lainnya di Jakarta.
"Lebih konkret kita dengan Dubes ingin mengkonkretkan kerjasama yang sudah ditandatangani Indonesia dengan Korea. Konsentrasinya ada dua tadi, kita sudah bicara yang pertama tadi mengenai restorasi Kali Ciliwung tetapi kita ingin beri contoh dulu dari Masjid Istiqlal sampai Pasar Baru," kata Jokowi usai bertemu Dubes Korsel untuk RI di Balai Kota DKI, siang tadi.
Pemprov DKI akan memfokuskan pembersihan dan penataan Kali Ciliwung di ruas Masjid Istiqlal ke Pasar Baru. Kalau proyek percontohan itu sudah benar, bagus, respons masyarakat baik, Pemprov DKI akan melanjutkan kerja sama untuk proyek yang lebih besar.
"Ini yang mau kita lihat jadi kita tinggal anu di pelaksanaan. Mungkin April akan kita mulai. Contoh itu nanti," jelas dia.
Selain bermitra dengan Korsel, sungai-sungai di korsel menjadi parameter untuk penataan sungai di Jakarta. Kalau bisa, sungai itu bisa dilalui.
"Ya kalau yang saya lihat di Korea itu kan sungai tengah kota itu kan diporselin, bersih-bersih semuanya. Saya lihat sendiri. Malam hari sungainya bisa dipakai buat jalan-jalan. Kenapa nggak dicontoh? Kemudian kali yang besar pinggirnya bisa dikasih kayu untuk dibuat jogging track. Bagus sekali kenapa nggak? Saya bolak-balik ke sana memang penanganannya bagus," imbuhnya.
Jokowi ingin bikin Ciliwung seperti sungai di Korsel
"Kita sudah bicara, yang pertama tadi mengenai restorasi Kali Ciliwung, tetapi kita ingin beri contoh dulu dr masjid Istiqlal sampai Pasar Baru. Kita mau konsen ke sana dulu. Kalau itu sudah benar, bagus, respons masyarakat baik, kita akan lanjutkan pada sebuah proyek yang lebih besar," kata Jokowi usai pertemuan di Balai Kota, Jakarta, Jumat (4/1).
Kerjasama ini, kata Jokowi sebagai bagian dari upaya konkret kerjasama yang sudah ditandatangani antara pemerintah dan Indonesia dan Korsel. Jokowi memperkirakan pelaksanaan proyek ini sekitar bulan April 2013.
"Ya kalau, yang saya lihat di Korea itu kan sungai tengah kota itu kan diporselen, bersih-bersih semuanya. Saya lihat sendiri. Malam hari sungainya bisa dipakai buat jalan-jalan. Kenapa enggak dicontoh. Kemudian kali yang besar pinggirnya bisa dikasih kayu untuk dibuat joging track. Bagus sekali kenapa enggak? Saya bolak-balik ke sana memang penanganannya bagus," papar Jokowi.
Selain restorasi kali Ciliwung, Jokowi mengungkapkan dia membahas soal transportasi massal.
"Terutama kereta api yang dari jakarta ke depok atau ke tempat yang lain di sekitar jakarta. Saya tadi sampaikan kita enggak usah terlalu banyak bicara tapi segera dilaksanakan karena itu juga menyangkut orang yang banyak," ujar Jokowi.
Sementara Dubes Korsel Kim Yeong Seon menjelaskan, kerjasama ini akan dilakukan antara DKI Jakarta dengan pemerintah Kota Seoul. "Jadi tingkat pemerintah (RI-Korsel), terus DKI Jakarta dan Provinsi Seoul, terus tingkat antara masyarakat ya seperti itu."
"Saya percaya sekali dengan kepemimpinannya Pak Jokowi, saya bisa yakin. DKI Jakarta bisa jadi global city untuk masyarakat dunia. Maka dalam rangka itu kami siap untuk menjadi mitra DKI dan Pak Jokowi dan mendukung terus kegiatannya," tandas Kim.
No comments:
Post a Comment